Cerita Pengrajin Kaki Palsu

Open Access Now 2020-02-11

Pada tahun 1998, Sholikin pindah ke Solo untuk mencari institusi yang khusus menangani penyandang cacat. Keputusan itu diambil karena dia ingin memiliki kaki palsu setelah mengamputasi kaki kanannya. Sholikin, sekarang 64, tinggal di Desa Brengkok, Kabupaten Brondong, Lamongan, Jawa Timur.

Artikel ini disiarkan di Kompas.com berjudul “Saya ingin berbagi dengan mereka yang kehilangan kaki seperti saya”.

Kaki kanannya diamputasi karena kecelakaan kerja ketika ia mengekstraksi batu kapur di Gunung Moroyote pada tahun 1997. Saat itu, ia membeli kaki tiruan seharga Rp. 1 juta dari sebuah institusi di Solo. Tapi Sholikin merasa tidak nyaman dengan kaki palsunya. Dia merasa bahwa kaki anggota badan itu berat jika digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Anda juga tahu membuat Kue palsu di rumahnya.

Membuat Kaki Palsu dari Barang Bekas yang Ada

kaki palsu bawah lututkaki palsu bawah lutut

Setelah seminggu bermain dengan bahan yang digunakan di sekitarnya, Sholikin bisa membuat jas untuk dirinya sendiri. Prostesis terdiri dari pelat besi, tanda tinta, dan tabung setebal satu inci. Dia berkata: “Setelah saya mencoba menggunakannya setiap hari, saya merasa nyaman dan nyaman. Akhirnya saya memutuskan untuk terus membuat prostesis dengan bahan yang sama sampai sekarang.” Dia juga mengganti kaki tiruan yang dia beli di Solo dengan prostesis.

Berbagi 17 Kaki Prostesis Gratis,

Sholikin, yang merasa kehilangan kaki, memutuskan untuk membuat dan memberikan kaki buatan untuk membuat mereka yang tidak memiliki kaki, baik karena kecelakaan atau karena cacat lahir. Kepada Kompas.com, Sholikin mengatakan kepada saya bahwa dia bukan orang kaya, tetapi sudah ada sekitar 17 prostesis yang dibuat dan didistribusikan secara gratis kepada para penyandang cacat. Mereka datang tidak hanya dari Lamongan, tetapi juga dari kota-kota lain di Jawa Timur.

Sholikin mengatakan bahwa bahan untuk membuat prostesis sulit didapat. Selain itu proses pembuatannya sangat lama. Baca juga: Mendapatkan Bantuan untuk Kaki Palsu, mantan anak TKI ini bercita-cita untuk menjadi guru, tetapi mengakui bahwa ia senang dapat berpartisipasi dan memberikan kaki palsu untuk pekerjaannya secara gratis. Dia berkata, “Saya pribadi mengerti dan merasakan bagaimana perasaan saya menderita kehilangan kaki. Jadi saya ingin berbagi dengan mereka yang kehilangan kaki, sama seperti saya.”